Peran Generasi Muda Teruskan Perjuangan Para Ulama yang Wafat

Polda Bengkulu saat melakukan salat gaib untuk para ulama Indonesia yang wafat. Sumber foto: tribratanewsbengkulu.com
Awal 2021, umat muslim dirundung duka akibat kehilangan beberapa ulama yang dikenal luas dan berpengaruh. Salah satu ulama yang telah mendahului kita adalah Syeikh Ali Saleh Jaber, seorang ulama yang selalu hadir dengan kesejukan dan penampilan moderasi sebagaj jembatan pemersatu bagi seluruh elemen umat dan bangsa. Tentu, ilmu yang disampaikan para ulama mesti diteruskan agar tidak hilang begitu saja. Lantas bagaimana peran Mahasiswa UIN Jakarta dalam meneruskan dakwah para ulama?
Ketua Umum Lembaga Dakwah Kampus Syahid (LDKS) UIN Jakarta 2020, Alwi Rahmat Siregar mengungkapkan, seandainya kita berada di taman pastilah kita memetik terlebih dahulu bunga yang indah, sama halnya dengan Allah SWT memanggil ulama terlebih dahulu karena Allah lebih cinta dengan ulama.
“Sebelum bahaya lainnya datang, Allah SWT sudah terlebih dahulu memastikan orang yang saleh tidak ada lagi di bumi. Allah SWT punya banyak cara untuk mengangkat ilmu dari bumi, salah satunya dengan mewafatkan ulama dan menyisakan orang yang berbuat kerusakan,” lanjutnya.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, jurusan Pendidikan Agama Islam, semester tujuh tersebut menyebutkan, menjadi ulama bukan hanya harus memiliki ibadah yang baik, tetapi juga ilmu pengetahuan yang luas.
“Sangat penting bagi kita melanjutkan dakwah dengan bergabung di dalam komunitas dakwah, karena dakwah sebuah kewajiban bagi umat Islam, dan amanah yang diemban oleh kita. Maka sampaikanlah walupun hanya satu ayat, sebab kita harus mengibahkan hidup kita untuk jalan dakwah,” tegas Alwi.
Anggota Divisi Penelitian dan Pengembangan Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Perbandingan Mazhab (PM), Rizal Wahyudi menuturkan, sebagai seorang muslim pastinya kehilangan dengan wafatnya para ulama, karena seandainya tidak ada ulama di suatu daerah maka orang akan diibaratkan seperti binatang.
“Sebagai seorang muslim khususnya generasi milenial, manfaatkan ulama yang masih ada dengan memperdalam ilmunya, sehingga kita dapat menjadi penerus perjuangannya dan para ulama tidak dikatakan punah,” tuturnya.
Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), jurusan PM, semester empat tersebut menegaskan, setelah memumpuni ilmu kita perlu mengimplementasikan cara berdakwah di depan umum, sehingga dakwahnya terukur, teratur, tidak monoton, dan dapat diterima oleh semua kalangan.
“Penting sekali sebagai mahasiswa UIN Jakarta sebagai universitas Islam untuk meneruskan jalan ulama. Kalau bukan kita, siapa lagi, dan harus bisa menjadi tauladan bagi orang lain. Tidak mesti menjadi seorang penceramah di depan umum, kita bisa manfaatkan media sosial untuk berdakwah,” ujar Rizal, saat dihubungi melalui Whatssapp, selasa (18/1).
(Falah Aliya)