Apresiasi Himpunan Primordial, Dema UIN Jakarta Adakan Festival Budaya Nusantara

Dema UIN Jakarta mempersembahkan “Festival Budaya Nusantara”. Acara yang diselenggarakan pada Senin-Selasa (22-23/10) ini bertempat di Lapangan Parkir Student Center (SC) UIN Jakarta. Dengan mengusung tema “ Meningkatkan Nilai-Nilai Kebudayaan dan Kesenian Pada Kaum Muda dalam Kemajuan Nusantara” diharapkan agar mahasiswa dapat lebih mengenal budaya yang ada dan turut serta untuk melestarikannya.
Ketua Dema UIN Jakarta, Ahmad Nabil Bintang menjelaskan, festival budaya nusantara saat ini merupakan salah satu dari janji politik Dema-U 2017-2018 untuk primodial yang ada di UIN Jakarta. “Saya ingin sekali mengadakan festival budaya nusantara, untuk memperkenalkan primodial yang memegang peran penting di UIN, dan untuk memberitahu teman-teman mahasiswa bahwa ada perkumpulan mahasiswa dari daerah yang ada di UIN Jakarta,” tutur Nabil. Adanya acara ini juga atas keyakinan dan bantuan dari civitas akademika UIN Jakarta yang sangat mendukung dan menyambut antusias untuk acara ini. Namun, tidak semua primodial yang ada di UIN Jakarta tampil pada acara ini, karena satu dan lain hal yang mengakibatkan kurangnya penampilan, dan masih adanya proses perapihan alhasil ada 18 primodial yang berkontribusi pada festival budaya nusantara tahun ini, tetapi ini cukup baik untuk menjadi awal yang baik. “Adanya festival budaya nusantara ingin menunjukkan budaya bisa mempersatukan bangsa, dan dengan budaya kita bisa bersama,” jelas Nabil. Adapun persyaratan yang ditentukan untuk primodial dari masing-masing daerah yaitu, mereka siap berkontribusi dalam kegiatan yang ada seperti pawai, mengadakan stand dan menampilkan ciri khas kebudayaan dari setiap daerah. Nabil berharap, adanya festival budaya ini bisa berdampak baik untuk civitas akademika UIN Jakarta dan masyarakat banyak agar tidak lupa akan budaya. “Kami ingin kegiatan ini bisa berlanjut karena dampaknya cukup baik, melihat saat ini banyak generasi milenial yang kurang mengenal budaya sendiri,” pungkasnya.
Salah satu anggota primodial yang berasal dari Tegal, Agam Alfiansyah mengatakan, dirinya sangat apresiasi dengan adanya acara ini. Menurutnya, budaya saat ini kurang dilirik dan diminati oleh masyarakat, dan dengan adanya acara ini dapat lebih mengetahui budaya-budaya yang ada. “Kegiatan ini sangat bagus, saya merasa ada yang mewadahi untuk lebih berkembang terutama untuk primodial sendiri,” tutur Agam. Dari perwakilan Tegal menampilkan tarian khas Tegal yaitu “Tari Kuntul Tegalan” yang bercerita tentang prajurit perang, yang dahulu hanya ditarikan oleh laki-laki. “Namun seiring perkembangan zaman ada juga tarian untuk perempuannya. Dari Tegal, kita bukan hanya menampilkan tarian tapi juga akan membawakan makanan khas Tegal yaitu olos dan tahu siwil,” tambahnya. Agum berharap, agar acara ini terus ada hingga nanti, karena kegiatan ini adalah kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh para pegiat seni. “Kalau bisa, bukan hanya seni tari tapi ada yang lainnya,” tutupnya.
(Syifa Kaltsum)