[metaslider id="353"]

Aksi Kepung Rektorat UIN Jakarta Berakhir Ricuh

Aksi mahasiswa depan kantor Rektorat UIN Jakarta


Aspirasi dan tuntutan yang diajukan oleh mahasiswa di depan gedung rektorat pada Jumat (27/12) kemarin berakhir ricuh. Pihak keamanan rektorat memaksa mahasiswa untuk mundur dan membubarkan diri saat perwakilan mahasiswa berdebat dengan salah seorang satpam rektorat. Aksi dorong-dorongan tak terhindarkan, hingga akhirnya salah seorang mahasiswa terkena pukulan dibagian bibir dan berdarah.

Komandan satpam rektorat UIN jakarta, Yubi Hamka mengatakan, pihaknya tidak mengetahui jika ada tindakan penyegelan kantor rektorat oleh peserta aksi.

Menurutnya, Jika ada koordinasi yang baik dengan memberitahu secara gamblang kegiatan dari aksi, pihaknya akan coba memfasilitasi antara tuntutan yang ada dengan pihak yang bersangkutan.

“Atas nama pribadi dan keluarga besar satpam rektorat, kami mohon maaf jika saat di lapangan terjadi gesekan sehingga bibir dari seorang mahasiswa terkena pukul. Kami sudah menemui korban dan berbicara secara kekeluargaan,” ungkapnya.

Jika nanti ada aksi lanjutan, mahasiswa tidak boleh anarkis dan harus berlangsung damai. Peserta aksi harus menjaga ketertiban dan keamanan kampus. Jika ingin dipertemukan dengan pihak rektorat, harus ada koordinasi yang jelas.

“Di dalam rektorat tidak ada siapa-siapa, ibu rektor juga sedang berobat pasca operasi,” ujarnya saat ditanya di mana keberadaan pihak rektorat saat aksi berlangsung.

Peserta aksi yang menjadi korban, Rijalul ikhsan mengatakan, kejadian berlangsung ketika ingin menyegel kantor rektorat namun dihalangi oleh satpam. Pemukulan yang dilakukan oleh satpam yang tidak diketahui identitasnya memukul ia dari belakang.

“Ada yang mukul dari belakang, tapi tidak tahu nama satpamnya siapa. mungkin nanti bisa dilihat dari cctv. Kita tidak memukul satpam, tapi kenapa satpam mukul kita” ujarnya.

Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH), jurusan Hukum Pidana Islam ini mengatakan, tidak selarasnya informasi yang didapat ketika peserta aksi menanyakan keberadaan ibu rektor membuat mahasiswa kecewa dan kebingungan.

“Awalnya peserta aksi diberitahu jika ibu rektor tidak datang karena alasan kesehatan yang mengharuskan dirinya pergi berobat, namun ketika ada perwakilan mahasiswa yang masuk ke dalam gedung rektorat, kabarnya ibu rektor sedang pergi ke luar daerah,” pungkasnya.

Dirinya tidak mempermasalahkan bibir yang terkena pukulan. Ia hanya berharap pihak rektorat mendengarkan aspirasi dari mahasiswa.

(Alifia Riski Monika)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *