Kilas Balik hingga Hikmah Perang Badar

Perang Badar merupakan peperangan antara kaum Muslim dan kaum Quraisy. Sumber foto: kisahmuslim.com
Perang Badar merupakan hari bersejarah bagi umat Islam yang dinilai sebagai tonggak kejayaan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman kini mahasiswa kurang mengetahui sejarah tersebut yang jatuh pada 13 Maret. Peristiwa tersebut dapat dijadikan pembelajaran berharga karena pada saat itu Rasulullah rela perjuangkan untuk agama Allah pada puasa Ramadhan.
Mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), jurusan Sejarah Peradaban Islam (SPI), semester empat, Muhammad Iqbal Akmaludin menuturkan, Perang Badar merupakan perang yang memperjuangkan antara hak dan batil yang terjadi pada 17 Ramadhan tahun kedua hijriah.
“Keunikan dan hikmah dari perang tersebut yaitu tidak menggunakan strategi apapun dan menjadi titik awal bangkitnya umat Islam serta wujud pertolongan Allah untuk menunjukkan kekuasaanNya,” jelasnya.
Dirinya menambahkan, umat Islam pada saat Ramadhan diuji kesabarannya dengan terjadi peperangan. Perang tersebut merupakan suatu yang penting diketahui lantaran pada saat itu umat Islam menyaksikan perjuangan Rasulullah dalam membela agama dan hukum perang yang benar.
“Mempelajari ilmu sejarah tentang perang tersebut merupakan fardu kifayah, namun sebaiknya umat Islam mengetahui sejarah Perang Badar tersebut karena dapat menjadi cermin umat Islam untuk disiplin dan sabar dalam menghadapi masalah, serta selalu mensyiarkan agama Islam.” ungkapnya.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), semester dua, Zahra Nuriza Wulan Maharani menjelaskan, Perang Badar adalah pertempuran pertama antara kaum muslim yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW, dengan kaum Quraisy yang dipimpin oleh Abu Jahal.
“Perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan tahun dua Hijriah atau pada 13 Maret 624 Masehi dan jumlah kaum muslim hanya 313 orang sedangkan kaum kafir Quraisy berjumlah seribu orang,” jelasnya.
Dirinya menjelaskan, penyebab Perang Badar yang pertama yaitu kebencian Abu Jahal kepada Nabi Muhammad SAW, kedua yaitu harta kaum muslim dirampas oleh kaum Quraisy, ketiga yaitu penindasan yang dilakukan oleh kaum Quraisy. Namun, akhirnya perang tersebut dimenangkan oleh kaum muslim.
“Hikmah dari perang tersebut dalam kehidupan sehari-hari yaitu mendahulukan niat, kemudian menyerahkan segala urusan kepada Allah, serta senantiasa mengingatNya. Doa merupakan senjata paling kuat yang dimiliki oleh seorang muslim,” pungkasnya.
(Falah Aliya)