Cermat Lawan Hoaks Covid-19

Cermat dalam menentukan Fakta atau Hoaks mengenai Covid-19. Sumber foto: mojok.co
Sejak diterapkan kebijakan Work From Home (WFH) oleh pemerintah, terhitung pada (18/04) telah terdapat 213 negara di dunia yang terinfeksi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Kurva penyebaran yang kian meningkat, tentu menimbulkan kewaspadaan bagi setiap orang. Oleh karena kepanikan berlebih di masyarakat, terdapat oknum yang tidak bertanggung jawab dengan menyebarkan berita palsu atau hoaks tentang Covid-19 di tengah masyarakat.
Dilansir dari CNN Indonesia, berdasarkan konferensi pers yang dilakukan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang diklarifikasi oleh Komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), terdapat 301 hoaks yang beredar mengenai Covid-19 di Indonesia.
“Facebook merupakan saluran penyebaran hoaks yang paling banyak, yaitu telah tercatat terdapat 127 kasus. Kemudian, terhitung sejak Januari hingga April terdapat 75 pesan hoaks yang berasal dari WhatsApp,” sebut Dewi Sari yang menjadi Direktur Operasional Mafindo.
Lanjut dari Presidium Mafindo, Harry Sufehmi mengatakan, hoaks dapat diidentifikasikan melalui dua langkah, yaitu dengan memperhatikan konten dan sumber berita. Masyarakat wajib untuk memilah informasi yang didapat supaya dapat melakukan langkah yang tepat.
“Selain itu, hal yang paling aman lainnya adalah dengan mengabaikan pesan tanpa sumber jelas, seperti pesan siaran di WhatsApp yang diteruskan. Maka, hal tersebut tentu dapat meminimalisir kepanikan dan kekhawatiran berlebih,” imbaunya.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), Vanggi Eka Riski menuturkan, dalam memilah berita kita dapat memperhatikan judul. Jika judul terkesan provokatif dan sensasional, maka perlu diwaspadai bahkan dihindari.
“Setelah itu, mencari sumber serupa dari situs lain agar mengetahui kebenaran suatu berita dengan membandingkan isi beritanya. Masyarakat harus cermat apakah berita berasal dari alamat situs resmi atau bukan,” jelasnya.
Dirinya mengimbau, sebagai masyarakat di era digital saat ini, kita harus mengecek terlebih dahulu sebelum kita menyiarkan ke khalayak. Ia menegaskan, satu berita bohong atau hoaks yang kita sebarkan, maka dapat berakibat fatal bagi mereka yang mempercayai.
(Rizka Amelia)