Sejumlah Sekolah Belum Siap Terapkan Protokol Kesehatan

Salah satu contoh pembukaan sekolah saat new normal dengan protokol kesehatan. Sumber foto: metro.tempo.co
Dalam diskusi daring yang dilakukan pada Selasa (21/7), Wakil Ketua Komisi X DPR, Hetifah Sjaifudian menyebut banyak sekolah yang belum siap menerapkan protokol kesehatan pencegahan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), meskipun aturan pembelajaran tatap muka berlaku di wilayah zona hijau. Diskusi tersebut dihadiri oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim.
Dilansir dari CNN Indonesia, Hetifah menyebutkan, tak sedikit sekolah dengan fasilitas toilet yang memadai. Apalagi, sejumlah fasilitas atau peralatan lain, seperti pengadaan desinfektan hingga alat pengecek suhu tubuh sebagai standar protokol pencegahan Covid-19.
“Banyak sekolah yang saat ini toiletnya itu tidak memiliki air yang mengalir, jangankan bicara wastafel,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, banyak sekolah yang belum siap menerapkannya, bahkan keluhan tersebut tak jarang ia terima melalui media sosial baik dari siswa, orang tua, maupun guru. Hetifah pun mencatat, sejumlah persoalan yang dialami murid selama penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena Covid-19.
“Begitu new normal, orang tua masuk kerja, nah anak ini pertama tidak ada yang mendampingi. Kedua mereka juga belum tentu memiliki gawai seperti mungkin laptop atau tablet, atau apalah,” ucapnya.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (PMI), semester 2, Irfan Nurhaj menuturkan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan protokol kesehatan di sekolah, yakni penyemprotan disinfektan baik sebelum atau sesudah pembelajaran, kemudian murid harus membawa handsanitizer dan wajib mengenakan masker.
“Selain itu, guru pun berperan aktif mengajak murid untuk selalu mencuci tangan dan pengecekan suhu. Terakhir, murid dalam satu kelas hanya setengah dari jumlah biasanya juga mengatur jarak antar muridnya,” sebutnya.
Dirinya menegaskan, faktor utama yang memengaruhi protokol kesahatan adalah kesadaran diri dari berbagai elemen sekolah. Dirinya mengungkapkan, terkait dana yang disalurkan ke berbagai sekolah, Kemendikbud telah mengoperasikan dana Bantuan Operasi Sekolah (BOS) untuk kepentingan darurat di masa pandemi, yang dapat digunakan dalam melengkapi protokol kesehatan sekolah.
“Upaya yang dilakukan pemerintah dalam penerapan new normal di bidang pendidikan sudah cukup baik. Hanya saja, perlu diperhatikan beberapa sekolah yang belum memadai perlu dibenahi kembali. Dengan begitu, akan membantu sekolah yang tertinggal tersebut dalam penerapan protokol kesehatan,” tutupnya.
(Milla Rosa)