Viral Video Azan Serukan Jihad, Umat Islam Diminta Tak Terprovokasi

Cuplikan video yang diunggah dalam kanal Youtube LDTV, Senin (30/11) berdurasi hampir 10 menit, diduga berlokasi di masjid Petamburan, Jakarta Pusat mendadak viral di media sosial. Pasalnya, dalam video tersebut kumandang azan berbeda dari sebelumnya, kalimat “Hayya Alas Sholah” diubah menjadi “Hayya Alal Jihad”, dalam video yang viral nampak juga sejumlah orang membawa senjata tajam saat azan dikumandangkan.
Dilansir dari Tempo.co, Wakil Menteri Agama Republik Indonesia, Zainut Tauhid Saadi menilai, pembuatan video sekelompok orang yang mengumandangkan azan dengan seruan jihad berpotensi menimbulkan kesalahan persepsi di masyarakat. Jika azan dimaksudkan untuk menyampaikan pesan perang, seruan jihad dalam pengertian perang sangat tidak relevan disampaikan dalam situasi damai di Indonesia saat ini.
“Saya belum memahami konteks dari pembuatan video tersebut, apakah sebatas membuat konten media sosial atau ada pesan khusus yang ingin disampaikan,” ujar Zainut.
Zainut menyarankan, para pimpinan organisasi masyarakat (ormas) dan ulama untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat agar tidak terjebak pada penafsiran tekstual, tanpa memahami konteks dari ayat Alquran dan hadis. Sebab, pemahaman agama yang hanya mendasarkan pada tekstual dapat melahirkan pemahaman agama sempit dan ektstrem.
“Dalam menyikapi masalah azan dengan seruan jihad, semua pihak harus menahan diri dan melakukan pendekatan secara persuasif dan dialogis, serta menghindarkan diri dari tindakan kekerasan dan melawan hukum,” sebut Zainut.
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), semester lima, Raudina Rismadhanty menuturkan, video tersebut dapat menimbulkan polemik dan kesalahpahaman bagi masyarakat awam atau masyarakat yang baru masuk Islam, mereka seharusnya mendapat bimbingan untuk bisa memahami Islam secara menyeluruh (kafah).
“Video tersebut bertentangan dengan ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW karena, beliau tidak pernah mengganti redaksi azan kecuali jika ada uzur seperti hujan lebat. Rasulullah SAW mengajak umatnya untuk salat di rumah ketika hujan lebat jika tidak memungkinkan untuk berangkat ke masjid. Ketika perang pun yang biasanya dihubungkan dengan jihad, redaksi azan tetap sama seperti yang kita dengar sampai sekarang,” ujarnya.
Koordinator Akhwat Divisi Syiar dan Keilmuan Lembaga Dakwah Kampus Syahid (LDKS) FDIKOM tersebut mengungkapkan, sikap sebagai umat Islam adalah tidak terprovokasi, bertanya kepada para tokoh agama mengenai video tersebut agar tidak terjadi kesalahpahaman, mempererat ukhuwah dan silaturahmi antar sesama muslim agar kita tidak mudah terpecah belah baik disebabkan oleh faktor eksternal maupun faktor internal.
(Falah Aliya)