Pengaruh Berpikir Positif Terhadap Imunitas Tubuh Selama Masa Pandemi

Bukan Hanya bagi Penderita Covid-19, Ternyata Berpikir Positif Baik bagi Kehidupan. Source: Best Life
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) kerap kali membuat banyak orang merasa bingung, cemas, stres, hingga frustasi. Menurut profesor epidemiologi psikiatrik di Harvard TH Chan School of Public Health, Karestan Koenen, Ph.D., stres menghadapi pandemi dalam jangka panjang dapat memicu gangguan stres pascatrauma (PTSD). Ternyata, Covid-19 akan sulit menyerang apabila tubuh memiliki imunitas humoral. Imunitas humoral merupakan kekebalan yang dihasilkan dari aktivitas unsur dalam darah dan jaringan limfoid, seperti antibodi, bukan sel. Hal tersebut akan baik apabila didukung dengan aktivitas yang baik seperti berpikir positif.
Ketua Pusat Layanan Psikologi UIN Jakarta sekaligus Dosen tetap Fakultas Psikologi (FPsi), Mulia Sari Dewi, M.Si., Psikolog mengatakan, pikiran positif merupakan cara bagaimana seseorang memandang, menyikapi, mempersepsi segala peristiwa yang dialami dengan menanggapi secara baik dan positif. Berbagai riset menunjukkan adanya pikiran positif memengaruhi kesehatan tubuh.
“Pikiran positif ini memancing keluarnya hormon yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh, misalnya hormon dopamin dan serotonin,” katanya.
Dirinya menambahkan, pikiran positif sebenarnya tidak bergantung dengan keadaan yang dialami. Ada berbagai cara untuk menimbulkan pikiran positif selama masa pandemi di antaranya yaitu fokuskan pada hal baik, bersyukur, menulis jurnal harian seperti menceritakan kembali hal yang disuka, dan pendekatan humor seperti melalui film atau buku bacaan.
“Habiskan waktu juga dengan orang-orang yang berpikiran positif. Ini bisa kelihatan, orang yang berpikiran positif tidak melontarkan kalimat keluhan ataupun amarah,” tambahnya.
Lulusan Fakultas Psikologi (FPsi), Jurusan Psikologi, Linaas Tsamaroh menambahkan, jika pikiran negatif muncul secara tiba-tiba, maka yang perlu dilakukan adalah dengan membiasakan diri. Pentingnya adalah dengan menyiapkan diri, bagaimana jika suatu saat pikiran tersebut datang kembali.
“Dengan ilmu, mental, dan iman yang kuat, Insyaallah pikiran negatif tersebut dapat diterima dengan baik. Kemudian dirubah menjadi pikiran positif,” katanya.
Menurutnya, bukan hanya orang terpapar Covid-19 saja yang perlu memiliki pikiran positif. Pikiran positif justru memiliki peran penting dalam kehidupan, karena faktanya orang yang memiliki pikiran positif, kebahagiannya lebih tinggi dibanding orang yang berpikiran negatif. Supaya pikiran positif ini permanen dalam benak seseorang, maka perlu sekali memahami dan mengenal diri sendiri.
“Begitu pula dengan pengaruh eksternalnya. Ketika kita ingin mempertahankan pikiran positif, yang perlu diperhatikan adalah sisi internal dan eksternalnya,” pungkasnya.
(Milla Rosa)