PSGA Gelar Webinar Soal Citra Perempuan dari Kacamata Politik dan Penyiaran

Aktris sekaligus Politisi, Nurul Arifin saat mengisi kegiatan
Bertepatan dengan Hari Kartini, pada Selasa (21/4) Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Jakarta, menggelar Webinar Nasional bertajuk “Kartini Masa Kini, Citra Perempuan dalam Lintasan Media” yang berlangsung melalui Zoom.
Aktris sekaligus politisi, Nurul Arifin menjelaskan, sekarang pekerja wanita di Indonesia mencapai 40,2 persen. Hal tersebut dapat dikatakan sudah baik. Meski begitu, upah perempuan masih tergolong lebih sedikit dibandingkan laki-laki. Hal yang juga masih disayangkan adalah semakin tinggi suatu jabatan, semakin rendah pula jumlah perempuan yang menduduki jabatan tinggi tersebut.
“Hal itu dikarenakan kepentingan domestik yang membuat wanita jarang sekali menduduki jabatan tertinggi. Bahkan, anggota perempuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) saat ini berjumlah 118, dari jumlah perempuan di Indonesia, yaitu sekitar 49,42 persen. Sehingga dapat disimpulkan, representasi perempuan di dunia politik masih tergolong rendah,” jelasnya.
Dirinya juga mengungkapkan, jika melihat realita, dari dulu perempuan sering mendapatkan tekanan dan ekspektasi sosial seperti menikah, cara berpakaian, dan cara berbicara. Ia berharap masyarakat ikut berperan dalam mendorong dan melaksanakan kebijakan pemerintah, untuk dapat diimplementasikan secara adil dan responsif gender.
Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Nuning Rodiyah mengatakan, sekarang regulasi KPI ingin menghapuskan dikriminasi dalam teknis penyiaran seperti mengeksploitasi beberapa bagian tubuh perempuan. Selain itu, KPI juga memperhatikan jumlah pengelola penyiaran, pengisi program siaran, muatan program siaran, dan konsumen media atau penonton.
“Saat ini pun pengelola lembaga penyiaran yang dipimpin oleh wanita, hanya dua stasiun televisi dari total 18 stasiun televisi yang ada. Hal itu menunjukkan, minimnya korelasi perempuan dengan lembaga penyiaran. Maka dari itu, KPI mengupayakan aspek-aspek untuk penyiaran sehingga tidak ada diskriminasi terhadap perempuan,” pungkasnya.
(Vania Febriana Friskandiar)