Hubungan Fomo dan Kecanduan Ponsel, Bahayakah?

Ilustrasi bahaya kecanduan ponsel dan hubungannya dengan FOMO. Sumber: kompas.com
Hayo ngaku, Balamuda. Lebih pilih ketinggalan ponsel atau dompet saat bepergian. Pasti lebih pilih ketinggalan dompet. Saat ini ponsel sangat melekat pada kehidupan sehari-hari. Bagaimana tidak, ponsel memberikan kemudahan segala akses dalam satu genggaman. Berbagai aplikasi dompet digital memberikan kemudahan pada masyarakat untuk tidak khawatir jika ketinggalan membawa dompet, dengan catatan asalkan saldo aman.
Ponsel juga memberikan banyak kemudahan lain di antaranya penyebaran informasi. Tidak perlu menyalakan televisi atau radio, saat ini hanya membuka layar ponsel berbagai informasi dengan mudah dapat diakses. Rasanya jika tidak membuka ponsel langsung jadi manusia goa, ya.
Hal tersebut membuat manusia sangat bergantung dengan ponsel, sampai-sampai ada yang mengalami FOMO (fear of missing out). Melansir dari alodokter.com, Istilah FOMO pertama kali dikemukakan pada tahun 2013 oleh ilmuan asal Inggris bernama Dr. Andrew K. Przybylski. Ganguan pada FOMO dapat berbahaya, karena dapat meningkatkan rasa tidak bahagia dan puas dalam hidup, akibat selalu merasa takut ketinggalan dan kehilangan.
Kemudahan yang diberikan ponsel memicu seseorang mengalami FOMO. Media sosial yang diakses melalui ponsel banyak memberikan informasi tren terkini, sehingga seseorang merasa tidak mau ketinggalan dan berusaha untuk up to date. Kira-kira Balamuda tahu gak sih, kenapa seseorang bisa kecanduan sama ponsel sampai takut banget kehilangan?
Melansir dari ruangguru.com terdapat beberapa hal penyebab kecanduan pada ponsel.
Dopamin psikologis
Hormon dopamin merupakan zat kimia yang meningkatkan sensasi bahagia seseorang di dalam otak. Saat membuka ponsel dan menemukan hal yang dapat memantik rasa bahagia, biasanya seseorang tidak akan lepas untuk selalu membuka ponsel. Produksi hormon dopamin yang meningkat saat membuka ponsel dapat menyebabkan kecanduan.
Notifikasi
Tanpa sadar, suara notifikasi yang di keluarkan ponsel membuat Balamuda refleks agar segera mengecek notifikasi baik di media sosial atau aplikasi lain. Suara notifikasi tersebut memancing Balamuda untuk membuka ponsel dan tidak jarang malah keterusan main ponsel, deh.
Warna
Warna dapat menarik perhatian pada penglihatan. Fungsi mata sangat sensitif jika melihat warna yang menarik. Tidak jarang beberapa aplikasi dapat megubah icon-nya menjadi lebih terang dan tegas. Perubahan icon pada aplikasi bukan semata-mata perubahan tren, melainkan untuk mempengaruhi penggunanya agar membuka aplikasi tersebut.
Infinite scroll
Infinite scroll merupakan fitur yang di terapkan sebagai fungsi perpindahan halaman dalam bentuk scroll yang tidak ada ujungnya. Seakan tidak punya batas sampai sejauh mana dapat mengecek time line pada media sosial, sehingga Balamuda bisa-bisa tidak berhenti scroll, deh.
Nah, Balamuda, sekarang sudah tahukan hubungan antara FOMO dengan ponsel. Memang ponsel banyak memberikan kemudahan akses, tetapi jangan sampai Balamuda lebih banyak buka ponsel ketimbang buku pelajaran. Sesuatu yang berlebihan tidak bagus, yuk, batasi penggunaan ponsel yang tidak penting dan lebih banyak melakukan aktivitas yang bermanfaat!
(Juva Salma Chotika)