[metaslider id="353"]

Alifa Zulfa : Jangan Mengukur Diri Kita Atas Standar Orang Lain


Potret Alifa Saat Menjadi Runner Up 1 Putri Hijabfluencer Jawa Tengah

Alifa Zulfa Dahlan merupakan Alumni Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIKOM), jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI). Pada usianya yang ke-23 tahun, Alifa berhasil menjadi Runner Up 1 Putri Hijabfluencer Jawa Tengah 2023. Berbekal motivasi hidup yaitu ingin bermanfaat bagi orang lain, Alifa berhasil mengalahkan 150 pendaftar yang tersaring menjadi 50 finalis.

Pada awalnya, perempuan kelahiran 17 Maret 1999 tersebut mengaku tidak bergitu tertarik dengan dunia pageant. Sebab, dirinya sangat apik berkegiatan di bidang seni, pramuka dan paskibraka. Namun, keinginannya untuk berguna bagi orang lain dan menginspirasi dalam setiap hal kecil mematahkan ketidakpercayaan dirinya untuk menjadi orang yang lebih berproses.

Berawal saat dirinya menampilkan seni tari saat pagelaran budaya sekolah menengah atas (SMA), salah seorang budayawan Banyumas menghampiri dan menyuruhnya untuk mengikuti audisi Duta Wisata Kakang Mbekayu tahun 2016. Meskipun dirinya ragu akan potensi yang dimiliki, budayawan tersebut terus meyakinkan Alifa untuk mencoba dan terjun ke dalam hal yang baru. 

“Duta Wisata Kakang Mbekayu membuka mata saya terhadap potensi baru yang dimiliki. Sebab, pada awalnya, saya merasa tidak memiliki passion pada bidang tersebut. Saat itu saya mewakili sekolah untuk maju ke tingkat kabupaten. Tak disangka, saya berhasil memenangkan nominasi Utusan Sekolah Terbaik tahun 2016. Dari situ saya sadar bahwa saya punya bakat lain dan belajar untuk lebih percaya diri,” jelasnya.

Alifa mengungkapkan, motivasinya untuk bermanfaat bagi orang lain lahir dari kedua orang tuanya yang terjun ke dalam masyarakat. Ibarat mata air bagi sekitar, terjun di masyarakat langsung akan memberikan dampak positif yang besar. Meskipun dimulai dari hal kecil, hidup mengemban peran bagi orang sekitar adalah anugerah besar yang dijalani.

“Saat mulai terjun ke dunia pageant, saya mulai sadar bahwa tak hanya modeling yang dapat ditekuni. Beberapa hal layaknya public speaking, duta perubahan bagi daerah masing-masing, serta menjadi inspirator bagi perempuan lainnya adalah sesuatu yang membuat saya tertarik untuk terus berprogres dalam bidang tersebut,” ucapnya.

Perempuan yang akrab disapa Alifa ini mengaku sempat mendapat kendala, salah satunya dari segi finansial. Pageant sendiri adalah bidang yang memakan biaya cukup banyak, karena bukan terlahir dari keluarga yang mampu dan kaya raya pengeluaran di setiap tahapnya sedikit terkendala, dari tahap persiapan, audisi, dan lain sebagainya.

“Salah satu kendala secara eksternal ada di sisi finansial. Meski begitu secara keseluruhan dapat teratasi dengan baik. Sedangkan, kendala secara internal sendiri meliputi rasa cemas dan kurang percaya diri pada awal audisi. Kita bisa tahu bahwa finalis dari putri hijab adalah muslimah yang kompeten, pintar dan cantik dari berbagai daerah. Namun, saat sudah beradaptasi, ternyata lingkungan didalamnya sangat positif dan merangkul. Sehingga tidak terasa sedang berkompetisi,” ujarnya.

Alifa mengatakan, dalam mengikuti audisi Putri Hijabfluencer ini, dirinya mendapatkan dukungan yang sangat besar dari kerabat dekat. Meskipun pada awalnya tidak memberitahu orang tua karena kurang percaya diri, pada akhirnya ibu dan ayahnya turut mendukung penuh. Di samping itu, motivasi yang besar datang dari teman, fakultas, hingga kampus sendiri. 

“Teman -teman saya sangat membantu saya untuk meyakinkan diri dan percaya diri. Tak disangka, dukungan dari fakultas dan kampus sangat besar. Saya ingin berterima kasih kepada Prof. Gun Gun Heryanto dan Dr. Fita Faturrokhmah yang telah mengucapkan apresiasi secara pribadi. Itu sangat berkesan sekali,” ungkapnya.

Pencapaian yang ia dapatkan membuatnya yakin dengan kemampuannya untuk mencoba hal baru kedepan. Alifa akan maju mewakili provinsi Jawa Tengah sebagai wakil dua untuk melanjutkan kompetisi secara nasional pada November mendatang. 

“Insya Allah saya akan mewakili Jateng pada ajang kompetisi Putri Hijabfluencer Indonesia. Selain itu, kedepannya saya ingin menerapkan bekal yang saya miliki. Mulai dari segi perlombaan yang pernah diikuti, ilmu di perkuliahan, dan lain sebagainya kepada masyarakat,” lanjutnya.

“Pesan saya untuk mahasiswa, setiap manusia punya potensi, kelebihan, serta kekurangan masing-masing. Jangan terpaku untuk mengukur diri kita atas standar orang lain, apa yang kalian suka, apa yang kalian punya, coba tekuni. Keluar dari zona nyaman meskipun terkadang tidak ada artinya bagi orang lain,” pungkasnya.

(Amalia Vilistin)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *